Jefry Tambayong hidup dalam masa kecil yang dimanjakan uang oleh orangtuanya yang hobi berjudi. Namun dirinya tidak menemukan keteladanan dirumahnya. Hal ini membentuknya menjadi seorang pemberontak dan terjerumus dalam dunia mafia.
Bosan dengan kehidupan orangtuanya yang berputar pada perjudian dan pertengkaran, Jefry memilih bergaul dengan dunia luar dimana disitu dirinya merasa menemukan kenyamanan bersama teman sepergaulannya. Sejak usia 17 tahun Jefry sudah terjun ke dunia kriminal dengan berdagang senjata api yang didapatkan dari teman-temannya.
Melalui senjata api, Jefry juga merasakan bahwa dirinya hebat dan disegani oleh orang lain. Bahkan dengan senjata api itu, Jefry kerap melakukan tindakan kriminal. Dirinya bahkan pernah masuk penjara ketika tertangkap usai merampok emas. Bukannya bertobat, justru penjara membuat Jefry bertambah buruk sifat kelakuannya.
Namun disatu sisi Jefry juga mengakui bahwa dirinya mempunyai kekhawatiran terbesar mengenai kematian. "Ada satu titik dimana saya rasa takut dan kalau mati mau kemana saya juga engga tahu. Yakin betul saya jika saat itu saya mati, pasti saya masuk neraka, karena kejahatannya sudah sangat luar biasa," katanya.
Namun ada seorang teman Jefry yang selalu mengingatkan kepadanya dan juga teman-temannya untuk berubah, bahkan mengajaknya untuk ikut beribadah. Saat dirinya tidak menemukan kedamaian lagi dengan kehidupannya di dunia hitam, Jefry pun akhirnya pergi mengikuti ibadah.
Dalam ibadah tersebut Jefry mendapat pemulihan ketika dirinya maju kedepan altar dan didoakan oleh seorang Hamba Tuhan. Dirinya juga mendapat firman yang mengubah hidupnya mengenai pengharapan dan pengampunan yang datang dari Yesus Kristus.
"Saya sangat bersyukur untuk seorang pribadi yang mau menerima saya apa adanya. Pribadi itu bernama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat saya, saya berterima kasih, hidup saya yang nggak punya pengharapan, hidup saya yang nggak punya jalan keluar, akhirnya mendapat pengharapan dan jalan keluar," jelasnya.
Dan Jefry kini tergabung dalam sebuah organisasi yang bertujuan menjangkau anak-anak muda agar terbebas dari bahaya narkoba dan kriminalitas. Dia melakukannya sebagai ungkapan syukur karena telah menemukan sebuah jawaban atas permasalahan hidupnya.
"Sekarang saya mendapat kepastian, bahwa kalau saya mati, saya nggak sendiri, saya bersama Tuhan Yesus dalam kerajaan surga," tutupnya.
Sumber : V140205144157